Dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional (HGN) ke-80 yang jatuh pada 25 November 2025, Madrasah Arifah menyelenggarakan upacara hari peringatan guru. Kegiatan yang berlangsung di lapangan upacara Madrasah Arifah ini, dipimpin langsung oleh Ketua Yayasan Madrasah Arifah Ilham Arie Fauzi. upacara yang dirangkaikan dengan pemberian penghargaan kepada sejumlah guru tersebut berlangsung dengan penuh khidmat dan inspiratif. Pada kesempatan ini, Ketua Yayasan Madrasah Arifah menyampaikan pidato utama yang berisi apresiasi mendalam bagi para guru serta visi transformatif untuk masa depan pendidikan di madrasah.

Pidato dibuka dengan mengenang jasa para guru senior yang telah menjadi fondasi berdirinya Madrasah Arifah, seperti Pak Nurdin, Pak Mas’ud, Pak Muzakkar, Pak Ridzan, Bu Satiah, Pak Hasan, dan Bu Hadrah. “Maka dari itu, hari ini saya ingin menyambut cukup satu saja: Yang terhormat, yang termulia, yang tertulus… yaitu para guru-guru hebatnya Madrasah Arifah,” ujarnya di hadapan seluruh sivitas akademika, disambut tepuk tangan meriah.
Pesan Transformasi: Siswa Abad 21, Guru Abad 20, Kelas Abad 19
Inti dari sambutan tersebut adalah seruan untuk melakukan pembaruan sistem pendidikan. Kepala Madrasah mengilustrasikan tantangan utama yang dihadapi dunia pendidikan saat ini: “Siswanya abad-21, gurunya abad-20, kelasnya abad-19.”
Menurutnya, ini adalah “outdated system” atau sistem yang sudah kedaluwarsa yang harus segera beradaptasi. Solusinya adalah dengan mengadopsi pemikiran dan pendekatan Abad 21 secara menyeluruh, yang berfokus pada 4C: Communication, Collaboration, Creative thinking, and Critical thinking.
1. Siswa: Diakui telah memiliki kapasitas Abad 21 secara alami, berkat pengaruh media sosial yang melatih mereka dalam 4C. “Tidak ada siswa yang bodoh per hari ini. Tinggal diarahkan karena struktur otaknya sudah siap,” tegasnya.
2. Kelas: Sistem kelas konvensional dengan pengajaran satu arah dan penataan kursi yang kaku dinyatakan sudah ketinggalan zaman. Kelas Abad 21 harus dinamis dan bervariasi, menyesuaikan dengan kebutuhan mata pelajaran untuk mendukung 4C.
3. Guru: Inilah elemen terpenting. Guru ditantang untuk bertransformasi dari gaya mengajar Abad 20—yang seragam dan terbatas di dalam kelas—menjadi “Guru Pembelajar” (Teachers as Learners).
Guru Pembelajar adalah Kunci
Ketua Yayasan menekankan bahwa peran guru tidak akan bisa digantikan oleh teknologi, dengan satu syarat: mereka harus menjadi pembelajar sepanjang hayat.
“Guru yang mempelajari teknologi, lalu mengajarkannya, bukan melarangnya, serta guru yang menyesuaikan dengan potensi siswa, adalah guru yang tidak akan tergantikan,” pesannya.
Pengumuman 10 Guru Terbaik 2025
Sebagai puncak acara, diumumkan sepuluh nama guru yang dinilai telah berhasil beradaptasi dengan zaman dan memberikan kontribusi luar biasa. Berikut adalah daftarnya:
Tingkat MI:
· Rahmat Justan (Guru Baru Terpopuler)
· Nurul Hikmah (Lulu) (Guru Ter-Influencer)
· Pak Hasan (Rekan, Mitra, dan Pimpinan Terbaik)
· Pak Manda (Guru All-Role)
Tingkat MTs:
· Fitri (Guru Ter-Dedikasi)
· Mansyur (Guru Ter-Sahabat Siswa)
· Lande (Guru Sipaling Aktif)
· Riski Maulana (Guru Ter-Kalem)
Tingkat MA:
· Bu Darsih (Guru Ter-Ibu)
· Pak Imran (Guru Ter-Ayah)
Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan semangat para guru dalam memajukan pendidikan yang relevan dengan tantangan zaman. Acara ini diharapkan dapat memantik semangat kolaborasi seluruh warga madrasah untuk terus berbenah menuju Madrasah Arifah yang lebih maju dan inspiratif.