Kerjasama dengan Wiyata, MA Arifah Menyesuaikan Klasikal Siswa.
Ketua Yayasan Afifah Rifa Farhana Ilham Ari Fauzi menjelaskan bahwa siswa di madrasah arifah akan memperoleh pelayanan psycology sejak masuk sampai tamatnya di madrasah. Hal ini disampaikan oleh ketua yayasan dalam coffe morning bersama para kepala madrasah setelah melakukan MOU dengan Wiyata Psycologi Center mulai tahun pembelajaran 2023 ini.
Dalam kerja sama tersebut dijelaskan bahwa fihak Wiyata akan memberikan pendampingan psycologi kepada siswa dan juga akan memberikan bimbingan kepada seluruh wali kelas beserta pelatihan wali kelas minimal sekali sebulan.
Melalui kerja sama ini, peran wali kelas akan ditingkatkan untuk lebih dekat dengan siswa. wali kelas diharapkan akan menjadi tempat konsultasi “curhat” yang pertama atas masalah yang dihadapi oleh siswa
Sebagai langkah pertama, WPC telah melakukan test kepada siswa secara digital untuk mengukur tingkat agresifitas siswa. hasil test tersebut akan mengelompokkan siswa berdasarkan tingkat agresivitasnya dan tingkat motivasi belajarnya.
Terkait hal tersebut, Kepala MA Arifah Ridzan Djafri menjelaskan bahwa program ini sudah melalui diskusi yang panjang dengan berbagai fihak termasuk dari unsur madrasah. “Namun tentu saja sebagai bagian dari yayasan pendidikan Arifah kita akan melaksanakan kebijakan tersebut”, kata Ridzan.
Ridzan menjelaskan bahwa ada beberapa tes yang dilakukan terhadap siswa. test ini bertujuan untuk membantu guru dalam mengidentifikasi setiap siswa. termasuk test gaya belajar siswa. apakah siswa tersebut memiliki gaya belajar auditory, Visual atau kinestatik. untuk test gaya belajar ini, fihak MA Arifah bekerja sama dengan lembaga belajar Ruang guru.
Terkait dengan banyaknya pertanyaan orang tua siswa mengapa komposisi kelas diubah padahal siswa saat ini sudah nyaman dengan kawan atau “geng” di kelasnya. Ridzan menjawab bahwa klasifikasi ulang siswa terpaksa dilakukan dengan banyak pertimbangan, diantaranya pertimbangan rekomendasi hasil dan juga atas kebijakan yayasan.
Lebih lanjut ridzan memberikan contoh di kelas XII.
jumlah siswa kelas XII adalah 126 orang terbagi dalam 4 kelas. karena kita menganut kelas madani (pisah kelas laki-laki dan perempuan) maka ada kelas yang siswanya 28 orang ada yang 34 orang karena kalau kami bagi rata tak bisa memperoleh kelas madani dengan jumlah putra dan putri yang berbeda.
Selain itu kata ridzan, jumlah siswa per rombel (Rombongan belajar) yang dibolehkan oleh simpatika adalah 32 orang, sehingga komposisi siswa harus ditata ulang. penataan yang paling mungkin adalah mendistribusi siswa yang awalnya 4 Rombel menjadi 5 Rombel di kelas XII.
Penambahan rombel berdampak pada jumlah siswa perombel yang awalnya rata-rata 32 menjadi 25 orang perombel, hai ini akan memudahkan wali kelas untuk lebih dekat dengan siswanya karena jumlahnya lebih kecil.
berikut beberapa pertanyaan (T) dari orang tua siswa berikut jawaban (J) Kami.
T. kenapa tidak dari dulu (2021) buat 5 rombel saat kelas X.
J. kami hanya diberi izin membuka 4 rombel dengan jumlah siswa 126. penambahan satu rombel, berimplikasi pada penambahan jam pelajaran, berimplikasi pada penambahan guru 3 guru, berimplikasi pada peningkatan biaya.
T. Kenapa sekarang boleh ?.
J. kelas XII akan tamat, tentu harus disinkronkan datanya, baik data di PDUM diknas maupun data di Simpatika Kemenag. Selain itu, pembelajaran di kelas XII akan difokuskan pada UTBK sebagai persiapan test masuk perguruan tinggi. rombel kecil akan lebih efektif.
T. Apakah perubahan kelas ini akan mempengaruhi siswa secara psycologis ?, karena siswa akan berpisah kelas dengan temannya.
J. Kami mendorong siswa untuk berteman dengan semua siswa. jangan sampai temannya selama di MA hanya 2 atau 3 orang saja. apalagi kalau sampai membuat “geng” dalam kelas.
T. Bagaimana dengan wali kelasnya.
J. kami di Arifah memberikan keleluasaan kepada setiap siswa untuk memilih wali kelasnya. kami adakan pemilihan wali kelas, guru yang memperoleh suara terbanyak, akan menjadi wali kelas di rombel tersebut.
T. Tak perlu diubah wali kelasnya, khan selama ini orang tua sudah akrab dan nyaman dengan walikelasnya.
J. Sampaikan hal tersebut ke ananda agar kembali memilih wali kelas tersebut dalam pemilihan wali.
T. Ada guru/wali yang mau ku pilih, tapi tak ada di pilihan.
J. ada banyak alasan sehingga guru tersebut tak bisa lagi menjadi wali kelas. misalnya. ada guru yang diberikan tugas tambahan sebagai wakamad, ada guru yang melanjutkan pendidikan (beasiswa Doktoral), ada guru yang tak bersedia lagi jadi wali kelas karena aktifitasnya pada PKB di kemenag Pusat, dll. (yang butuh alasan lebih spesifik setiap guru mengapa tak ad namanya di pilihan, silahkan hubungi admin).